Selasa, 05 Juni 2012

MANAJEMEN AGRIBISNIS


I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keadaan Indonesia yang krisis seperti saat ini sangat mempengaruhi kondisi perekonomian negara. Disatu sisi kita dipusingkan, tapi di sisi lain keadaan ini bisa menjadi peluang kita untuk membuka usaha baru dibidang pertanian atau mengembangkan usaha pertanian yang sudah ada. Dengan keadaan krisis seperti ini sektor pertanian akan sangat berkembang dengan mengekspor komoditasnya.
Perkembangan sektor pertanian di Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Peningkatan pesat itu melalui berbagai varietas unggul dan melonjaknya produksi peternakan dan perikanan dapat mengatasi persoalan kelaparan yang disebabkan oleh krisis. Keadaan ekonomi bangsa, keadaan kinerja ekspor dan penyerapan tenaga kerja dapat dikembangkan dan diperbaiki dengan adanya pembangunan perkebunan dan agroindustri.
Sebagai suatu paradigma berfikir baru, agribisnis pada dasarnya menekankan pada cara pandang yang melepaskan diri dari sebuah “tradisi” konvensional yang selama ini dianut, ketika membicarakan pertanian. Pertanian tidak hanya dipandang sebagai suatu sistem kegiatan on-farm semata-mata, akan tetapi  mencakup berbagai subsistem dalam keseluruhan sistem, yang disebut agribisnis. Salah satu bagian dari agribisnis adalah terdapat suatu kegiatan yang mentrans-formasikan bahan baku (primer) menjadi bahan jadi atau setengah jadi yang melibatkan pertanian sebagai sumber daya alam. Usaha di bidang agribisnis yang memerlukan konsep pemasaran produk tersebut sangat mempengaruhi kelangsungan usaha produksinya untuk selanjutnya. Mengelola usahatani agribisnis baik skala besar maupun skala kecil memerlukan suatu kecermatan, ketelitian dan ketangguhan. Hal ini disebabkan karena peluang dan ketidakpastian. Dengan demikian, keduanya harus dapat dikelola dengan baik agar usaha dapat berjalan dan berkembang dalam tingkat persaingan yang sangat ketat.
Manajemen agribisnis adalah kegiatan di sektor pertanian yang dilaksanakan secara bisnis dengan memakai prinsip - prinsip bermoral. Dalam sektor pertanian kegiatan agribisnis di mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi, penanganan dan pemasaran sebagai produk tersebut ke konsumen. Manajemen agribisnis memiliki suatu keunikan yaitu karakteristik agribnisnis yang berbeda dengan bisnis atau sektor ekonomi yang lain, bukan dari teori ekonomi dan teori pengambilan keputusan yang digunakan. Sehingga lebih tepat jika disebut sebagai menejerial ekonomi. Manajemen dalam agribisnis mempunyai sifat yang unik karena sifat produk pertanian yang sangat bergantung pada musim, mudah rusak, dan produksinya melibatkan banyak petani yang berlahan sempit dan bermodal sangat terbatas. Sebagian besar waktu yang dimiliki seorang manajer (agribisnis) digunakan untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat merupakan inti keberhasilan agribisnis
Praktikum Manajemen Agribisnis ini kita akan mempelajari bagaimana cara mengembangkan berbagai macam usaha di bidang pertanian baik dalam skala kecil maupun skala besar. Yang dimaksud skala kecil adalah usahatani yang nyata di lapangan dalam berbagai kondisi, baik yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan. Dengan demikian mahasiwa diharapkan dapat lebih memahami aplikasi teori yang telah diberikan dalam perkuliahan dengan  melihat praktik dan penerapan teori manajemen agribisnis pada suatu perusahaan.
Kelompok Tani Margo Mulyo adalah salah satu yang berusaha ikut berperan dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan mengembangkan sayuran organik, sayuran semi organik, dan memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk dijadikan biogas. Dalam mengelola usaha, baik kecil atau besar memerlukan kecermatan dan ketangguhan. Hal ini disebabkan antara peluang dan ketidakpastian seperti sebuah mata uang logam, bedanya hanya tipis. Dengan demikian, keduanya harus dapat dikelola agar usaha dapat berjalan dan berkembang dalam tingkat persaingan yang semakin ketat.
Praktikum mata kuliah Manajemen Agribisnis ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Mei 2011  di Kelompok Tani Margo Mulyo. Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa bisa secara langsung melihat bagaimana suatu manajemen agribisnis dalam praktik nyata. Setelah melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan dapat lebih mengenali tentang manajemen agribisnis dan dapat mengelola manajemen agribisnis.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang perlu dibahas dalam praktikum Manajemen Agribisnis adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah dan gambaran umum dari Kelompok Tani Margo Mulyo?
2.      Apa visi, misi, budaya dari Kelompok Tani Margo Mulyo?
3.      Bagaimana produk dan pengembangan produknya?
4.      Strategi apa yang dilakukan untuk penetapan harga?
5.      Apakah ada persaingan dalam usahatani ini dan bagaimana strategi untuk memenangkan persaingan tersebut?
6.      Bagaimana keadaan Sumberdaya Manusiannya?
7.      Bagaimana sistem pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Margo Mulyo?
8.      Kebijakan Pemerintah apa yang ada di dalam Kelompok Tani  Margo Mulyo dan apa dampak positif dan negatifnya bagi kelompok tani?
9.      Berapa kompensasi yang diberikan bagi pekerja wanita dan laki-laki?
10.  Bagaimana sistem permodalan dari Kelompok Tani Margo Mulyo ini?
11.  Bagaimana cara Kelompok Tani Margo Mulyo mendistribusikan produknya?
C.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Mata Kuliah Manajemen Agribisnis ini adalah :
1.         Untuk mengetahui sejarah dan gambaran umum dari Kelompok Tani Margo Mulyo.
2.         Mengetahui visi, misi dan budaya Kelompok Tani Margo Mulyo.
3.         Mengetahui produk apa saja yang dihasilkan dan bagaimana pengembangannya.
4.         Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan untuk menetapkan harga.
5.         Mengetahui adakah persaingan dalam usahatani ini dan strategi untuk memenangkannya.
6.         Mengetahui keadaan Sumberdaya Manusiannya.
7.         Mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Margo Mulyo.
8.         Mengetahui Kebijakan Pemerintah yang ada di dalam Kelompok Tani  Margo Mulyo dan dampak positif dan negatifnya bagi kelompok tani.
9.         Mengetahui gaji dan kompensasi untuk para pekerja wanita dan laki-laki.
10.     Mengetahui sistem permodalan dari Kelompok Tani Margo Mulyo.
11.     Mengetahui cara Kelompok Tani Margo Mulyo mendistribusikan produknya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.    Manajemen Agribisnis
Agribisnis adalah kegiatan di sektor pertanian dimulai dari penyedia sarana produksi, proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran sehingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Manajemen agribisnis harus berjalan dengan baik dan seimbang agar hasil yang didapat bisa secara optimal. Agribisnis sangat penting bagi suatu usaha di bidang pertanian (Mardisiswoyo, 1986).
Sektor agribisnis merupakan bidang usaha yang sejak lama mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai komoditas seperti sawit, teh, kopi, dan lain – lain. Sayang komuditas lain seperti hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga masalah teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan bagi sektor agribisnis seperti ini diakui oleh direktorat pembiayaan, Dirjen Bina Sarana Pertanian. Bagi pengusaha di sektor agribisnis yang ingin meluaskan usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya masih terbuka lebar. Tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan saja, tetapi banyak pengusaha agribisnis yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana masyarakat yang cukup besar (David, 1992).
Upaya mewujudkan pembangunan pertanian (agribisnis) masa mendatang adalah sejauh mungkin mengatasi masalah dan kendala kritikal yang sampai sejauh ini belum mampu diselesaikan secara tuntas sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius. Satu hal yang sangat kritis adalah bahwa meningkatnya produksi pertanian (agribisnis) selama ini belum disertai dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani secara signifikan. Petani sebagai unit agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala usaha tani terpadu (integrated farming system) (Anonim, 2011).
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan atau organisme lainnya. Kegiatan budidaya termasuk dalam bagian hulu agribisnis. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Agribisnis tidak hanya mencakup pada industri makanan saja. Seiring perkembangan teknologi bahan dan penyediaan energi (Anonim, 2011).
B.    Konsep Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan teknik pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia (non sintetik), tetapi memakai bahan‑bahan organik. Secara sederhana, pertanian organik didefinisikan sebagai sistern pertanian yang mendorong kesehatan tanah dan tanaman melalui berbagai praktek seperti pendaur ulangan unsur hara dan bahan‑bahan organik, rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat serta menghindarkan penggunaan pupuk dan pestisida sintetik. Sedangkan pengertian organik menurut FAOI adalah suatu sistem manajemen yang holistik yang mempromosikan dan meningkatkan pendekatan sistem pertanian berwawasan kesehatan lingkungan, termasuk biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah (Yusmaini, 2009).
C.    Permodalan
Sebelum melakukan kegiatan agribisnis perlu dilakukan analisis modal/ pembagian, yaitu beberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan tanah (biaya membeli atau sewa lahan), membiayai produksi (seperti bibit, tenaga kerja, pupuk, dan pasca panen). Dari analisis ini dapat diketahui besarnya modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan bisnis dan besarnya kekurangan modal yang tidak bisa dipenuhi dari kas pribadi atau perusahaan (Rahmawati, 1994).
D.    Strategi Penetapan Harga
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan struktur agribisnis menjadi tersekat-sekat dan kurang memiliki daya saing yaitu : (1) tidak ada keterkaitan fungsional yang harmonis antara setiap kegiatan pelaku agribisnis, (2) terbentuknya margin ganda sehingga ongkos produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil yang harus dibayar konsumen menjadi lebih mahal, sehingga system agribisnis berjalan tidak efisien, (3) tidak adanya kesetaraan posisi tawar antara petani dengan pelaku agribisnis yang lainnya, sehingga petani sulit mendapatkan harga pasar yang wajar (Nurasa & Darwis, 2007).
Strategi penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan dan berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi merek di benak pelanggan. Harga juga memungkinkan menjadi sebuah perwakilan dari ukuran kualitas produk manakala pelanggan sulit mengevaluasi produk yang kompleks. Di  dalam proses penetapan harga jual suatu produk, perusa­haan hendaknya mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir (Soekartawi, 2003).
E.    Menentukan Pangsa Pasar
Usaha untuk memperkirakan luas seluruh pasar perlu dilakukan sebelum menentukan pangsa pasar perusahaan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam melaksanakan usaha ini adalah misalnya untuk memperkirakan luas seluruh pasar bagi produk/jasa baru yang belum pernah ada di pasar. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan analis pada data yang sudah ada padahal untuk produk baru data historis belum ada. Untuk mengatasi hal tersebut, analis perlu menggunakan data yang berhubungan dengan produk yang bersangkutan kemudian memperkirakan tingkat kemungkinannya. Misalnya permintaan bahan makanan, bahan bangunan atau barang-barang secara umum. Usaha lain adalah menggabungkan data sekunder dan data primer. Hal yang perlu diperhatikan di dalam menentukan pangsa pasar adalah kondisi persaingan, harga yang terjadi dan pola pertumbuhan pasar selama ini (Anonim, 2011).
F.     Manajemen Sumberdaya Manusia
Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses yang berhubungan dengan implementasi indikator fungsi-fungsi pengelolaan atau manajemen yang berperan penting dan efektif dalam menunjang tercapainya tujuan individu, lembaga, maupun organisasi atau perusahaan. Bagi suatu organisasi, pengelolaan sumber daya manusia menyangkut keseluruhan urusan organisasi dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu seluruh komponen atau unsur yang ada difokuskan pada perencanaan yang menyangkut penyusunan staff dari rekruitmen dan seleksi, penetapan program latihan jabatan dan lain sebagainya (Nuryanta, 2003).
SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkngan suatu organisasi atau potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya, atau potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2000).
Manajemen SDM merupakan sarana dalam mengelola sumber daya manusia. Semua sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, akan dipergunakan dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Proses ini dilakukan oleh pihak negeri, swasta, maupun luar negeri dalam mengembangkan karir yang berkelanjutan dan memperoleh hasil yang direncanakan (Anonim, 2008).
III METODOLOGI
A.    Metode Dasar
Metode dasar yang diterapkan dalam praktikum Manajemen Agribisnis yang dilakukan di Kelompok Tani Margo Mulyo Dusun Petir, Piyungan, Bantul, Yogyakarta adalah deskriptif analisis dengan maksud dengan memperjelaskan dan memusatkan diri pada masalah yang ada pada masa sekarang kemudian data dijelaskan dan dianalisis. Dengan metode ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami dan mengenali lebih lanjut mengenai kondisi perusahaan. Sehingga mahasiswa tidak hanya mengetahui secara teori tetapi juga keadaan nyatanya.
B.     Metode Penentuan Lokasi
Untuk penentuan lokasi dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan cara pengambilan sample dengan sengaja karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang didasarkan pada tujuan praktikum yaitu mengenai manajemen agribisnis yang ada di Kelompok Tani Margo Mulyo
Penentukan lokasi kunjungan perlu mempertimbangkan mengenai kesesuaian antara tempat yang akan dikunjungi dengan tujuan dari praktikum. Selain itu  kelompok tani Margo Mulyo yang terletak di dusun Petir, Piyungan, Bantul, Yogjakarta tidak terlalu jauh, sehingga efektif waktu dan biaya. Dari Kelompok Tani Margo Mulyo yang terletak di Dusun Petir, Piyungan, Bantul, Yogyakarta juga didapat banyak informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan manajemen agribisnis. Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 26 Mei 2011.
C.    Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalampraktikum ini ada dua macam yaitu:
1.    Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan narasumber. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara dengan tanya jawab langsung dengan adanya komunikasi dua arah antara pewawancara dengan narasumber. Data primer didapatkan dari sesi tanya jawab dengan anggota dan penyuluh yang ada di Kelompok Tani Margo Mulyo mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan manajemen agribisnis. Metode ini sangat efektif dan efisien karena informasi yang diperoleh langsung dari narasumber yang telah menguasai dan ahli di bidangnya. Selain itu data yang didapat mengenai segala sesuatu yang berhubugan dengan Manajemen agribisnis yang ada di kelompok tani tersebut sangat akurat .
2.    Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai dokumen dari lembaga atau instansi  yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Data diperoleh dari buku, jurnal, dan internet yang ada kaitannya dengan manajemen agribisnis. Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh informasi mengenai definisi manajemen agribisnis dan penerapannya. Metode ini dapat memudahkan penyusun untuk menyusun laporan yang digunakan sebagai pembanding antara teori yang diberikan di bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya yang ada di Kelompok Tani Margo Mulyo.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam praktikum manajemen agribisnis ini antara lain:
  1. Wawancara
 Nasution, MA (1996) menerangkan bahwa metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
Dalam praktikum ini data primer didapat dengan teknik wawancara. Penyusun melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan anggota dan penyuluh yang ada di Kelompok Tani Margo Mulyo mengenai agribisnis yang ada. Diperoleh data mengenai segala informasi yang menyangkut manajemen agribisnis  yang ada di Kelompok Ttani Margo Mulyo. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang efektif dan efisien karena informasi yang diperoleh langsung dari narasumber dan terjadi komunikasi dua arah sehingga penulis dapat memahami mengenai manajemen agribisnis yang terdapat di Kelompok Tani Margo Mulyo.
  1. Pencatatan
Metode pencatatan bertujuan untuk menjaga keutuhan dan kevalidan data yang diperoleh dalam praktikum ini. Metode ini merupakan bentuk pengumpulan data, bukti, dan keterangan-keterangan dari berbagai media. Langkah yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari pengamatan peneliti. Pencatatan dilakukan secara sistematis, yaitu dengan memasukkan setiap gejala yang diamati ke dalam kategori-kategori tertentu.
  1. Observasi
Menurut Irawan Soehartono (2008), metode obsevasi diartikan sebagai pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sedangkan menurut Moh. Pabundu Tika (1996) adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatansecara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.
Mahasiswa yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok melakukan observasi atau penelitian dilapangan (lahan) untuk mengetahui secara langsung bagaimana kondisi di kelompok tani tersebut. Observasi merupakan teknik yang paling dasar karena dapat mengamati kondisi yang sebenarnya. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data tanpa menggunakan alat bantu apapun selain indera kita. Kelompok Tani Margo Mulyo terletak di Dusun Petir, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Melalui observasi mahasiswa dapat memperoleh data yang tidak diperoleh pada waktu wawancara.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Profil Perusahaan
1.    Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan
Kelompok Tani Margo Mulyo yang terbentuk pada tahun 2006 terletak di Desa Petir, Piyungan, Bantul Yogyakarta ini adalah kelompok tani yang berkecimpung dalam bidang budidaya sayuran, khususnya sayuran organik. Kelompok Tani Margo Mulyo mempunyai lahan kurang lebih 1 Ha dengan Luas baku 25 Ha. Berbagai varietas yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani Margo Mulyo. Produk-produk yang dihasilkan adalah kacang panjang, timun, cabai, dan sawi. Yang paling dominan  adalah bayam cabut, sawi dan kangkung.
Kelompok Tani Margo Mulyo juga bekerja sama dengan Kelompok Tani Ternak Sidodadi yang mengembangkan usaha ternak hewan seperti sapi. Kelompok Tani Margo Mulyo dan Kelompok Tani Sidodadi juga bekerja sama dengan kelompok lain seperti, Kelompok Tani Mitra Melon dan salak organik di Pakem. Kelompok Tani Margo Mulyo memilki tenaga kerja wanita yakni 25 anggota aksisi (hampir 50% dari laki-laki). Kelompok Tani Margo Mulyo saat ini memiliki minimal 51 kelompok tani yaitu terdiri dari 1200 orang. Dan setiap kelompok tani terdiri dari minimal 20 orang. Waktu kerja para petani yaitu di mulai pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 13.00-13.30 WIB.
Kelompok Tani Margo Mulyo ini telah memegang sebagian besar pasar untuk wilayah Yogyakarta pada khususnya yaitu meliputi Prambanan, Piyungan, dan Sarkem (Pasar Kembangan). Tak heran jika kami memilih Kelompok Tani Margo Mulyo ini untuk melakukan studi banding.
2.      Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan Misi Kelompok Tani Margo Mulyo adalah:
a.     Visi
Menjadikan Dusun Petir sebagai dusun Organik.
b.      Misi
Menanam berbagai sayuran Organik dan Semi Organik
Membuat biogas sebagai pestisida alami
3.      Produk dan Pengembangan Produk
a.    Persiapan saprodi
Kelompok Tani Margo Mulyo yang mengusahakan sayuran organik lebih menekankan pada peralatan yang manual seperti pengolahan tanahnya mereka menggunakan cangkul dan dalam memusnahkan hama dan penyakit mereka tidak menggunakan pestisida atau pupuk kimia, tetapi menggunakan bahan organik seperti pupuk kandang dan pestisida alami. Hal ini ditunjukkan pada saat sayuran terserang hama mereka menggunakan seprotan alami dan saat tumbuh rumput liar di sekitar sayuran mereka mencabutnya secara manual tidak disemprot dengan pembasmi rumput kimia tetapi dengan cairan alami.
b.      On Farm (budidaya)
Kelompok Tani Margo Mulyo berusaha dibidang sayuran organik. Budidaya sayuran ini di lakukan pada beberapa sawah milik anggota kelompok tani ini. Hasil panen akan dikumpulkan ke ketua kelompok kemudian datang para pembeli yang akan mendistribusikan ke pengecer. 
c.    Pasca Panen (Pengolahan)
Hasil panen sayur organik dr Kelompok Tani Margo Mulyo akan didistribusikan secara langsung oleh kelompok tani petir sendiri dan juga akan diambil sendiri oleh para tengkulak yang sudah berlangganan.
4.      Strategi Penetapan Harga
Kelompok Tani Margo Mulyo tidak memiliki strategi khusus dalam menentukan harga. Mereka juga tidak bisa menentukan sendiri harganya. Dalam hal ini mereka menentukan harga hanya dengan bekerja sama/menjalin kesepakatan harga dengan konsumen. Prinsip dasar dari kelompok ini dalam menentukan harga adalah kelompok tani harus memproduksi sayur yang baik dulu baru nanti akan dapat penentuan/kesepakatan harga yang baik pula.
5.      Persaingan dan Strategi Memenangkan Persaingan
Dalam memasarkan sayuran organik Kelompok Tani Margo Mulyo tidak selalu mulus, tetapi banyak persaingan yang dialami. Salah satu persaingannya adalah di jenis usaha/produknya. Sekarang sudah banyak pengusaha-pengusaha yang berusaha di bidang sayuran organik.
Dalam menghadapi dan menanggulangi keadaan seperti ini pihak Kelompok Tani Margo Mulyo memiliki strategi, yaitu dengan memilih jenis sayur yang dibudidayakan yaitu seperti sawi, kacang panjang, dan mentimun. Selain dengan memilih jenis yang berbeda, juga dengan mejaga kualitas dan kuantitas produk dan dengan membuat produknya memiliki suatu kelebihan.
6.      Sumber Daya Manusia
Manajemen berarti mengkombinasikan secara efisien dari sumber daya yang tersedia (manusia, uang, aset fisik) untuk mencapai tujuan perusahaan (memaksimumkan laba perusahaan jangka panjang dengan jalan memenuhi permintaan pasar). Sistem manajemen pada Kelompok Tani Margo Mulyo yaitu:
a.    Perekrutan.
Kelompok Tani Margo Mulyo merekrut tenaga kerja berasal dari daerah sekitar. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah bagian pengolahan lahan atau penggarap. Kelompok Tani Margo Mulyo menerapkan sistem tenaga kerja suami istri karena hal itu bisa lebih efektif.
Proses perekrutannya tidak seformal perusahaan, tetapi di kelompok tani ini hanya dengan menerima siapa saja tetangga sekitar yang mau bekerja.
b.    Pemasaran
Dalam pemasarannya, Kelompok Tani Margo Mulyo sudah memiliki langganan tetap. Langganan tetapnya berada di pasar Piyungan, Prambanan, dan juga Sarkem. Para pedanggang langganannya ada yang terbiasa mengambil sendiri ke lokasi dan kemudian mendistribusikannya ke para pengecer. Selain itu juga dari pihak Kelompok Tani Margo mulyo sendiri melakukan pendistribusian secara langsung kepada para konsumen yang berada di pasar Prambanan, Piyungan, dan juga Sarkem.
7.      Kebijakan Pemerintah
Kelompok Tani Margo Mulyo adalah salah satu kelompok tani yang dibimbing oleh pihak pemerintah yaitu dari STPP (Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian). Dari hal itu Kelompok Tani Margo Mulyo mendapat dampak positif, yaitu baru saja mendapat modal dari pemerintah melalui STPP sebesar 100 juta rupiah. Selain mendapat modal, kelompok Tani Margo Mulyo juga mendapat bimbingan langsung dari STPP yang sangat efektif dalam memajukan Kelompok Tani Margo Mulyo.
8.      Kompensasi (Gaji dan Upah)
Di kelompok tani ini para pekerja mendapat gaji yang sesuai. Gaji yang diberikan kepada pekerja berbeda antara laki-laki dan perempuan, yang laki-laki sebesar 30 ribu rupiah sedangkan yang perempuan sebesar 25 ribu rupiah. Selain gaji mereka juga mendapatkan beberapa kompensasi. Kompensasi yang diberikan tidak seperti perusahaan tetapi berupa uang makan dll. Selain berupa uang makan kadang-kadang juga berupa sayur hasil panen.
9.      Permodalan
Modal adalah sesuatu yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan dasar untuk mengembangkan dan memperbanyak kekayaan yang dimiliki sebelumnya. Dalam kegiatan agribisnis, dilakukan analisis modal/pembiayaan, yaitu seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya pengadaan tanah, biaya investasi dan biaya produksi. Modal awal dalam berusaha Kelompok Tani Margo Mulyo ini adalah dari kredit lunak pemerintah melalui STPP sejumlah 100 juta rupiah.

10.  Penentuan Pangsa Pasar
Dalam menentukan mangsa pasar mereka hanya berpedoman pada kebiasaan dan kebutuhan yang ada.
11.  Cara Pendistribusian
Cara pendistribusian yang dilakukan adalah dengan pendistribusian secara langsung oleh pihak Kelompok Tani Margo Mulyo sendiri dan juga dengan diambil secara langsung oleh para pedanggang pengepul kemudian akan didistribusikan ke pedanggang-pedanggang ecerang yang ada di daerah-daerah.
B.       Kendala- kendala
Kendala- kendala di Kelompok Tani Margo Mulyo meliputi beberapa hal, seperti :
1.      Sifat barang produksi yang tidak tahan lama.
2.      Sifat barang produksi yang tidak dapat sembarang waktu ditanam melaikan ada beberapa jenis sayur yang hanya bisa ditamnam pada saat musim tertentu.
3.      Harga yang fluktuatif di setiap saat panen.
C.      Solusi
Adapun solusi dalam menghadapi kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Dilakukan pendistribusian secara cepat.
2.    Harus memproduksi sesuai kebutuhan pasar.
3.    Harus menyesuaikan dan harus pintar-pintar menyiasati harga yang fluktuatif

IV. PENUTUP

A.      Kesimpulan
     Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.         Kelompok Tani Margo Mulyo berdiri tahun 2006 di Desa Petir, Piyungan, Bantul Yogyakarta. Produk yang dihasilkan adalah sayuran organik, sayuran semi organik, dan bio gas dari kotoran ternak sapi.
2.         Kelompok Tani Margo Mulyo memiliki visi yaitu menjadikan Dusun Petir sebagai dusun organik, sedangkan misinya adalah menanam berbagai sayuran organik dan semi organik dan juga membuat bio gas sebagai pestisida alami.
3.         Kelompok Tani Margo Mulyo menggarap tanah dengan manual yaitu dengan mencangkul dan juga menggunakan pupuk dan pestisida alami dalam mengembangkan produk.
4.         Kelompok Tani Margo Mulyo tidak memiliki strategi khusus dalam menentukan harga, tetapi dengan mengadakan kerjasama dan kesepakatan harga dengan para konsumen.
5.         Ada persaian dalam usaha ini dan Kelompok Tani Margo Mulyo hanya menentukan komoditas apa yang sedang dibutuhkan dan meningkatkan kualitasnya untuk menanggulangi persaingan.
6.         Kelompok Tani Margo Mulyo memiliki pekerja laki-laki dan perempuan. Pekerja laki-laki berjumlah ±50 orang sedangkan yang perempuan ±25 orang.
7.         Kelompok Tani Margo Mulyo memiliki langganan tetap yang ada di pasar piyungan, prambanan, dan juga pasar provinsi, selain itu juga ada para tengkulak yang akan mengambil sendiri ke Kelompok Tani Margo Mulyo.
8.         Kelompok Tani Margo Mulyo dibimbing oleh pemerintah yaitu melalui STPP (Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian). Dampak positifnya yaitu mendapat modal dari pemerintah melalui STPP sebesar 100 juta rupiah.
9.         Kelompok Tani Margo Mulyo memberi gaji kepada pekerja laki-laki sebesar 30 ribu rupiah sedangkan yang perempuan sebesar 25 ribu rupiah.
10.     Kelompok Tani Margo Mulyo modalnya dari kredit lunak pemerintah melalui STPP sejumlah 100 juta rupiah.
11.     Kelompok Tani Margo Mulyo mendistribusikan secara langsung kepada para pedagang dan juga diambil sendiri oleh para tengkulak.
B.     Saran
                  Berikut ini adalah saran dari praktikum Manajemen Agribisnis:
1.      Sebaiknya menggadakan sistem insentif bagi pekerja yang berprestasi dan pelatihan serta pengembangan manajemen pemasaran untuk meningkatkan laba kelompok tani.
2.      Sebaiknya proses usaha di Kelompok Tani Margo Mulyo dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih modern seperti mengolah tanah dengan traktor, hal ini atas dasar pertimbangan kemajuan teknologi.
3.      Harus lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas agar tidak tersaingi oleh pengusaha lain yang berusaha di bidang yang sama.
4.      Sebaiknya jaringan kemitraan dapat diperluas lagi, jangan hanya di kota Yogyakarta. 
5.  Kemampuan kelompok yang mampu membuat benih sendiri bisa dijadikan peluang usaha dengan cara menjual benih tersebut agar pemasukan bertambah.

PEMBIAKAN DENGAN STEK

A.    PENDAHULUAN
1.    Latar  Belakang
Pembiakan secara tak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan – jaringan dan bagian – bagian lain. Pada sebagian tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna atau merupakan suatu proses buatan manusia.
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus.
Pembanyakan secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting, okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.
Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan, pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan tujuan bagian – bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru. Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti Asparagus dalam kondisi terkontrol dapat dilakukan
Pemberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan stek. dapat mendorong pertumbuhan akar. Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan untuk meransang pembentukan akar, perlu memperhatikan konsentrasi yang digunakan. Sebagai contohnya adalah pada tanaman lada, stek cabang buah memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan stek relatif lebih lama.
Cara pemberian ZPT pada stek juga sangat beragam, sebagai contohnya yang dilakukan pada stek melati (Jasminum multiflorum dan Jasminum sambat) yang bahan stek berupa ujung cabang, kita dapat merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam Indol Butirat (IBA) selama 24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek, memacu pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur tumbuh yang dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam
Pada kondisi tertentu zat pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat, sebagai penggantinya kita dapat menggunakan beberapa hormon tumbuh yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko (1990) didapat bahwa sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama dengan 2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada bahan stek yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum cukup untuk meransang pertumbuhan stek yang baik.
2.    Tujuan Praktikum
Pada praktikum Dasar Agronomi dengan judul “Pembiakan Dengan Stek” ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari teknik pembiakan tanaman yang dapat dikembangbiakan dengan stek dan juga untuk mengetahui dan mempelajari pertumbuhan stek yang berasal dari stek batang melati.
B.     METODE
1.      Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar Agronomi dengan judul “Pemupukan Lewat Daun“ ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian UNS sejak tanggal  04 Mei 2011 sampai  17 Juni 2011.
2.      Alat dan Bahan
a.    Alat
1)        Ember
2)        Cetok
3)        Polibag
4)        Pisau
b.    Bahan
1)      Batang melati
2)      ZPT
3)      Media Tanah
4)      Air
3.      Cara Kerja
a.       Menyiapkan semua alat dan bahan.
b.      Menyiapkan media tanam (tanah)
c.       Menambahkan air pada media tanam secukupnya.
d.      Memotong batang melati, diambil bagian pucuk, tengah, dan pangkal batang.
e.       Celup tiga bagian itu pada ZPT (rotoone-F)
f.       Menanam tiga batang itu pada polybag.
g.      Merawat dan menyiram tanaman setiap hari.
h.      Mengamati pertumbuhannya akarnya.

C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil
Dalam pertumbuhan tanaman stek pada tanaman melati, adalah sebagai berikut :
a.       Tanaman Melati mati. Penyebabnya adalah kurangnya perawatan dan penyiraman yang teratur.
2.      Pembahasan
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit     (Effendi. S, 1985)
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah (Najiati, S. 1995).
Menurut Winners (1975), akar adventif adalah akar yang muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang berasala dari sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman yang kemudian kelompok sel berkembang menjadi sel merismatik. Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah stek dibuat, yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root) atau akar yang muncul karena adanya perlukaan. Pembentukan akar adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor bawaan dari tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman. Namun, pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor-faktor yang tidak bergerak (immobile) yang terletak didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien serta faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling berinteraksi untuk menciptakan kondisi yang favorable untuk perakaran.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang sintesis protein dan roduksi RNA (Anonim, 2008). Dalam perkembangbiakan vegetaatif secara stek memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman  antara lain sebagai berikut:
¨      Faktor endogenus
¨      Faktor hormon
¨      Faktor lingkungan
¨      Faktor dari nutrisi tanaman stok
¨      Faktor dari food reserve
¨      Faktor darikemampuan memobilisasi food reserve

D.    KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
a.       Pebanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggunakan metode stek (memanfaatkan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi, dan akar) untuk menghasilkan tanaman yang baru yang sifatnya sama dengan tanaman induknya didalam pelaksanaannya tidak memerlukan teknis yang khusus karena pada umumnya stek ini mudah dilakukan dan.
b.      Pemberian ZPT (zat pengatur tumbuh) dalam pertumbuhan tanaman stek yaitu dapat membantu pembentukan kalus dan terjadi pembentukan akar.
2.      Saran
a.       Diharapkan praktikan lebih teratur dalam penyiraman dan perawatan tanaman.
b.      Selalu amati setiap perkembangan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, S. 1985. Stek dan cara perawatannya. Yasaguna. Jakarta.
Najiati, S. 1995. Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Swadaya Jakarta.
Winners. 1975. Pengantar Dasar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Anonim, 2008. http://journalvertise.blogspot.com/2008/06/pupuk-daun.html. Diakses pada hari Rabu tanggal 22 Juni 2011 pada pukul 19.00 WIB.